Minggu, 24 Mei 2015

THAT XX

THAT XX


 
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Kim Tae-yeon. Gadis yang selama ini aku sukai, wajar jika aku menyukainya karena aku memang laki-laki normal yang menyukai seorang perempuan. Bicara tentang perempuan, aku memang tak pandai dalam hal itu. Bayangkan saja sudah 5 tahun aku menyukai Taeyeon tetapi dia lebih memilih laki-laki lain ketimbang aku. Namanya Byun Baek-hyun, dia tidak jauh lebih tampan dari ku tapi dia berhasil mencuri hati Taeyeon.

Byun Baek-hyun. Menyebut namanya saja sudah sangat menjijikkan apalagi melihat wajahnya. Laki- laki atau bisa ku bilang bajingan ini adalah kekasih Taeyeon. Entah apa yang dipikirkan gadis itu bisa-bisanya dia memacari seseorang yang baru dikenalnya dalam waktu singkat. Sedangkan aku sudah berada di sisinya selama bertahun-tahun.

Dan aku, Oh Se-hun. Seorang laki-laki yang jauh lebih tampan dan tinggi dari Baekhyun. Hampir semua gadis di sekolah menyukai ku kecuali Kim Tae-yeon. Dia selalu memperlakukan ku seperti anak kecil dan merawat ku seola-olah aku ini adiknya.

THAT XX

Walaupun Taeyeon sudah memiliki seorang kekasih, aku masih saja memperhatikannya. Aku senang melihatnya tertawa dan tersenyum, walaupun dilain sisi aku tidak suka dengan kekasihnya.
Bajingan itu, kemarin aku melihatnya dengan perempuan lain. Jelas-jelas di depan mata ku laki-laki berbadan cebol itu tengah bergandengan tangan dengan seorang perempuan. Bahkan ia tak mengenakan cincin pemberian Taeyeon.

Keesokan harinya aku melaporkan apa yang kulihat kemarin kepada Taeyeon. Mungkin jika Taeyeon mengetahuinya, ia akan putus dengan kekasihnya. Namun aku salah, Taeyeon justru membantah semua perkataan ku dan menuduh ku berbohong. Aku terus meyakinkannya tetapi semua itu sia-sia saja.


“Jangan mengada-ada kau mungkin salah liat.”


“Tidak! Jelas-jelas dia Byun Baek-Hyun. Coba kau ingat-ingat warna baju yang kemarin ia pakai.”


“Baekhyun memakai baju berwarna biru tua, apa orang itu juga memakai baju yang sama?”


“Tidak, orang itu tidak memakai baju..”


“YAKK! Jangan mengerjai ku seperti itu! Cepat katakan  jika orang itu bukanlah Baekhyun.”


“Dia bukan Baekhyun.”


“Sudah ku bilang kau salah liat Oh Sehun! Baekhyun ku tidak mungkin seperti itu.”

THAT XX

Hari sudah mulai gelap dan aku harus bersiap - siap untuk pulang. Saat melewati lapangan bola basket aku mendengar suara tangisan. Aku mencari sumber suara tangisan itu dan ternyata ada seorang siswi yang tengah duduk di kursi penonton sambil menangis dan menutupi wajahnya.

Ku hampiri gadis itu dan menepuk bahunya. Aku terkejut melihat penampakan yang ada di hadapan ku saat ini. Ternyata gadis itu Taeyeon, dia terlihat sangat kacau. Mata yang bengkak ditambah rambut yang acak-acakan membuatnya terlihat sangat berantakan.

“Taeyeon-ah, ada apa?” Aku duduk di sampingnya dan mencoba untuk menenangkannya.“Kau benar. Orang itu memang Baekhyun.” Dia menatap ku dengan penuh kesedihan dan kembali menangis, aku tak kuasa melihatnya.


“Maafkan aku, Taeyeon-ah. Semuanya akan baik-baik saja, percayalah pada ku.”


“Tidak! Semua ini salah ku. Aku terlalu sibuk dan jarang menghubunginya, aku memang tidak pantas menjadi kekasihnya.”


They said love is blind, oh baby you so blind.


Bodoh, untuk apa kau menangisi laki-laki yang bahkan tak tulus mencintai mu. Jangan sia-siakan air mata mu hanya untuk menangisi bajingan itu. Semua teman mu bahkan aku tahu bagaimana kelakuannya, apa kau masih belum mengerti aku yang selama ini sangat mencintai mu.

Minggu, 10 Mei 2015

THE SENSE OF AN ENDING




The Sense of an Ending


 Salshanadya’s story line

Kim Taehyung & Bae Joohyun

____________________________________________________________________________


“Aku ingin menanyakan sesuatu, bagaimana kalau kita bertemu.”
“Aku mengerti, sampai jumpa.”


Your cold voice, it seems like something is wrong.

Aku menatap bayangan ku di cermin, terlukis di wajah ku semuanya baik-baik saja. Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh. Tidak biasanya kekasih ku menelepon di saat-saat seperti ini. Biasanya Joohyun langsung datang ke rumah ku, itu saja secara mendadak. “Bukan apa-apa.” Aku berkata pada diri ku sendiri dan meninggalkan rumah.

Langkah ku semakin berat dan perjalanan ini jadi terasa sangat lama. Aku mulai menyadari sesuatu, kemarin Joohyun tidak membalas sms ku. Mungkin saja dia marah, tapi jangan sampai dia memarahi ku karena marahnya itu sangat mengerikan. Bayangkan saja dulu saat Joohyun melihat ku berbicara dengan seorang perempuan dia malah mengomeli ku di depan umum, padahal perempuan yang ku ajak bicara itu adik ku sendiri.

I guess it’s really going to be over

Dengan nafas yang tak teraturan aku menghampirinya, duduk berhadapan dengannya dan menatap wajah cantiknya. Aku bisa melihat semua kekesalannya pada ku lewat raut wajahnya. Walaupun Joohyun tampak marah dan cemberut tapi ia tetap cantik seperti biasanya. Wajah itu membuat ku semakin tidak rela melepaskannya. Mungkin aku bisa gila jika tidak bertemu dengannya sehari saja.

Joohyun membalas tatapan ku dengan penuh kebencian, bisa saja saat ini aku menjadi korban siraman air minum yang ada di depan kami. Sekali lagi ku katakan, Joohyun ku benar-benar terlihat cantik saat sedang marah. Untuk kesekian kalinya, aku tak mau hubungan ini berakhir.

Mungkin aku belum yakin untuk membiarkannya pergi. Tapi aku tidak dapat menolak kenyataan, kami memang harus berpisah dan salah satu dari kami harus menjauh. Semua ini salah ku jadi aku harus mempertanggung jawabkannya.

“Kim Taehyung, will you be my ex-boyfriend?”
“Dengan senang hati, Bae Joohyun-ssi.”

Sudah kuduga hubungan ini akan berakhir haha.

____________________________________________________________________________