THAT XX
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kim
Tae-yeon. Gadis yang selama ini aku sukai, wajar jika aku menyukainya karena
aku memang laki-laki normal yang menyukai seorang perempuan. Bicara tentang
perempuan, aku memang tak pandai dalam hal itu. Bayangkan saja sudah 5 tahun
aku menyukai Taeyeon tetapi dia lebih memilih laki-laki lain ketimbang aku.
Namanya Byun Baek-hyun, dia tidak jauh lebih tampan dari ku tapi dia berhasil
mencuri hati Taeyeon.
Byun
Baek-hyun. Menyebut namanya saja sudah sangat menjijikkan apalagi melihat
wajahnya. Laki- laki atau bisa ku bilang bajingan ini adalah kekasih Taeyeon.
Entah apa yang dipikirkan gadis itu bisa-bisanya dia memacari seseorang yang
baru dikenalnya dalam waktu singkat. Sedangkan aku sudah berada di sisinya
selama bertahun-tahun.
Dan
aku, Oh Se-hun. Seorang laki-laki yang jauh lebih tampan dan tinggi dari
Baekhyun. Hampir semua gadis di sekolah menyukai ku kecuali Kim Tae-yeon. Dia
selalu memperlakukan ku seperti anak kecil dan merawat ku seola-olah aku ini
adiknya.
THAT
XX
Walaupun
Taeyeon sudah memiliki seorang kekasih, aku masih saja memperhatikannya. Aku
senang melihatnya tertawa dan tersenyum, walaupun dilain sisi aku tidak suka
dengan kekasihnya.
Bajingan
itu, kemarin aku melihatnya dengan perempuan lain. Jelas-jelas di depan mata ku
laki-laki berbadan cebol itu tengah bergandengan tangan dengan seorang
perempuan. Bahkan ia tak mengenakan cincin pemberian Taeyeon.
Keesokan harinya aku melaporkan apa yang kulihat
kemarin kepada Taeyeon. Mungkin jika Taeyeon mengetahuinya, ia akan putus
dengan kekasihnya. Namun aku salah, Taeyeon justru membantah semua perkataan ku
dan menuduh ku berbohong. Aku terus meyakinkannya tetapi semua itu sia-sia saja.
“Jangan mengada-ada kau
mungkin salah liat.”
“Tidak! Jelas-jelas dia
Byun Baek-Hyun. Coba kau ingat-ingat warna baju yang kemarin ia pakai.”
“Baekhyun memakai baju
berwarna biru tua, apa orang itu juga memakai baju yang sama?”
“Tidak, orang itu tidak
memakai baju..”
“YAKK! Jangan mengerjai ku
seperti itu! Cepat katakan jika orang
itu bukanlah Baekhyun.”
“Dia bukan Baekhyun.”
“Sudah ku bilang kau salah
liat Oh Sehun! Baekhyun ku tidak mungkin seperti itu.”
THAT
XX
Hari
sudah mulai gelap dan aku harus bersiap - siap untuk pulang. Saat melewati
lapangan bola basket aku mendengar suara tangisan. Aku mencari sumber suara
tangisan itu dan ternyata ada seorang siswi yang tengah duduk di kursi penonton
sambil menangis dan menutupi wajahnya.
Ku
hampiri gadis itu dan menepuk bahunya. Aku terkejut melihat penampakan yang ada
di hadapan ku saat ini. Ternyata gadis itu Taeyeon, dia terlihat sangat kacau.
Mata yang bengkak ditambah rambut yang acak-acakan membuatnya terlihat sangat
berantakan.
“Taeyeon-ah,
ada apa?” Aku duduk di sampingnya dan mencoba untuk menenangkannya.“Kau benar.
Orang itu memang Baekhyun.” Dia menatap ku dengan penuh kesedihan dan kembali
menangis, aku tak kuasa melihatnya.
“Maafkan
aku, Taeyeon-ah. Semuanya akan baik-baik saja, percayalah pada ku.”
“Tidak!
Semua ini salah ku. Aku terlalu sibuk dan jarang menghubunginya, aku memang
tidak pantas menjadi kekasihnya.”
They said
love is blind, oh baby you so blind.
Bodoh, untuk apa kau
menangisi laki-laki yang bahkan tak tulus mencintai mu. Jangan sia-siakan air
mata mu hanya untuk menangisi bajingan itu. Semua teman mu bahkan aku tahu
bagaimana kelakuannya, apa kau masih belum mengerti aku yang selama ini sangat
mencintai mu.